Malamnya semakin larut tapi belum terlalu. Kalo
lihat ke luar dari jendela, bulannya terlihat indah, bulat dan terang. Ada
segelintir awan yang bermain di sekitarnya, ada bintang-bintang yang menari
sampai saatnya matahari mengganti.
Aku baru
pindah ke kostan ini sekitar dua minggu. Tempatnya nyaman, orang-orangnya ramah,
kostannya memang agak masuk gang tapi bukan gang kecil mungkin cukup untuk dua
motor. Kegiatanku sehari-hari ya kuliah ya menulis, aku cuma penulis lepas
kadang cerpen kadang puisi kadang cerita bersabung nanti ceritanya aku kirim ke majalah biasanya
aku dapat sedikit uang jajan dari mengirim tulisan itu. Tulisannya tidak
terpaku pada satu tema sih tapi aku terkadang berfikir untuk apa aku menulis?
Atau untuk siapa? Oh iya hari ini dosen pembimbing skripsi tidak hadir padahal
tiga hari yang lalu dia yang bilang “Nizar, nanti hari kamis ketemu bapak ya.
Kamu serahkan bab 1 dan bab 2 sekaligus biar bapak liat apa saja yang harus di
perbaiki” aku sudah menyiapkan dan mengecek berulang-ulang sampai beberapa
tulisan yang harusnya di kirim ke majalah jadi terbengkalai eh dosennya gak
masuk, itu menyebalkan. Jujur aku lebih suka menulis cerita daripada skripsi.
Eh sampai di mana kita? Ah iya, aku suka menulis dan aku masih belum paham
untuk apa dan untuk siapa aku menulis. Aku hanya suka , ya hanya hobi tepatnya.
Di dekat kostan mungkin 5 menit jalan kaki, ada
angkringan. Kalo jam segini biasanya tidak terlalu ramai, mungkin segelas
wedang jahe dan cukup menghilangkan penat, aku mau kesana. Tuh kan sepi. Aku
pernah sudah berkenalan dengan ibu pedagang angkringan, tapi beliau gak mau di
panggil ibu, beliau lebih suka di panggil mbok atau tepatnya mbok Sumi. Mbok
sumi nama panjangnya suminarti, kalo nama orang tuanya tanya sendiri. Suaminya
jadi TKI di luar negeri tapi sudah setengah bulan tidak ada kabar. Aku pernah
bilang ke mbok sumi supaya menghubungi lewat jejaring media sosial kayak
Facebook biar murah tapi mbok sumi malah bengong. si mbok juga punya anak yang
masih duduk di bangku sekolah tapi terpisah jauh dengan mbok sumi soalnya
anaknya sekolah di Klaten, Klaten itu
masih pulau jawa tapi kalo di ukur, jarak bandung dan klaten itu jauh kalo
jalan kaki bisa Pasti bisa berhari-hari. Hari ini seperti biasa aku pesan
wedang jahe, wedang jahe itu minuman
sederhana tapi untuk sesaat aku bahagia. Bahagia karena melihat wajah mbok sumi
yang bahagia minumannya aku beli, ah maksudnya bahagia karena minuman ini
menghangatkan tubuhku dikala dingin, untuk sesaat hatiku yang dingin juga jadi
hangat. Mbok sumi cerita kemarin dia mengirim uang untuk anaknya, uangnya nanti
untuk beli telepon genggam (handphone) jadi mbok sumi gampang kalo mau menghubung
anakanya. Kata mbok sumi anaknya juara kelas di SMPnya, anaknya juga pernah
ikut olimpiade matematika di Jakarta. Mbok sumi bekerja di bandung karena
pendapatannya lumayan, anaknya juga sekolah di klaten dan tidak di bawa ke
bandung Karena biaya sekolah di sana lebih murah. Setengah tahun sekali mbok
sumi pulang ke klaten tidak sering tapi cukup untuk melepas rindu. Betul-betul
sebuah perjuangan ya.
“mas, mas nizar ya?” tiba-tiba seorang pemuda menegurku. sekiranya dia seumuran dengan ku atau mungkin lebuh muda. Jangan tanya bagaimana reaksiku, tentu saja kaget soalnya aku tak kenal
bersambung…..
“mas, mas nizar ya?” tiba-tiba seorang pemuda menegurku. sekiranya dia seumuran dengan ku atau mungkin lebuh muda. Jangan tanya bagaimana reaksiku, tentu saja kaget soalnya aku tak kenal
bersambung…..
makin alus euy tulisanna
BalasHapusaduh hatur nuhun......
Hapuscieee
BalasHapusbalas dendam kamu mah
Hapus