Devan &
Angelo
Bulan malam ini indah, terlihat
jelas di atas bukit belakang desa. Ibu membuat pai apel dan nenek membuat
minuman dari campuran susu domba, kayu manis, dan madu. Aku tak tahu namanya tapi ini sangat enak.
“Milo, cepat turun!
Habiskan dulu makananmu,” suara Ibu memanggilku.
“Iya, Bu,
sebentar.”
Ah, ibu. Kenapa
selalu mengganggu kesenanganku? Aku suka berlama-lama di atas atap menatap
bulan. Entah bulan purnama, bulan sabit, atau bulan yang hanya setengah, semua
terlihat indah. Tapi, aku paling suka bulan sabit, terlihat seperti senyum ayah.
Aku tak tahu di mana ayah sekarang tapi nenek bilang ayah pergi ke luar kota mencari
obat untuk ibu.
“Milo, kemarilah,
bawa susumu. Nenek mau bercerita.”
“Asik! Sebentar,
Nek.”
Sambil memegang
gelas kecil yang setengah penuh dengan hati-hati, aku duduk di samping nenek di
depan api unggun. Nenek punya banyak cerita dongeng yang selalu membuatku tidak
bisa beranjak dari tempat duduk sampai ceritanya selesai. Sudah banyak cerita
nenek yang kudengar, dari mulai cerita saat dia masih muda, perang melawan
naga, cerita bertemu jin di hutan Frodo, hingga cerita waktu Nenek dan Ayah
melihat pelangi tiga warna di bukit Silva.
Bukit Silva adalah nama bukit di belakang
desa. Di sana ada hutan kecil yang letaknya agak jauh dari bukit, hutan itu
bernama hutan Frodo. Aku tidak percaya semua cerita nenek karena ada beberapa
cerita yang menurutku tidak masuk akal. Seperti cerita nenek saat bertemu jin
dan perang melawan naga, misalnya. Menurutku
tidak ada naga atau jin di dunia ini.
“Kamu ingat,
Milo? Cerita tentang pelangi di bukit Silva?” Tanya nenek.
“Ya, tentu saja
aku ingat, Nek.”
“Nah, di sana ada
dua peri bernama Devan dan Angelo.”
“Benarkah?”
Nenek mengangguk
pelan, “Ya. Devan adalah peri yang nakal. Dia suka membuat orang-orang tersesat
di hutan Frodo. Orang yang tersesat di sana tidak akan bisa menemukan jalan
keluar dan rasanya mereka seperti tersesat bertahun-tahun lamanya. Kalaupun akhirnya mereka bisa menemukan jalan
pulang, mereka sudah menjadi tua.”
“Lalu, Nek?”
“Mereka bisa
kembali lagi ke usia mereka yang sebenarnya jika mereka meminta bantuan pada
Angelo, si peri baik. Sayangnya, karena mereka sudah menjadi tua. Mereka
menjadi pikun sehingga tidak bisa meminta bantuan pada Angelo.”
“Lalu bagaimana
mereka bisa kembali seperti semula?” Aku mulai tertarik mendengar cerita nenek.
“Hmm, mungkin
jika ada keluarga yang mengenal mereka dan membantu bertemu dengan Angelo,
orang-orang yang tersesat itu bisa kembali ke usianya semula.”
“Oh, iya. Di mana
Angelo dan Devan tinggal, Nek?”
“Devan tinggal di
sebuah batu besar yang berada di pinggir sungai. Sedangkan Angelo berada di
puncak bukit di atas pohon cemara yang paling besar.”
“Benarkah?”
tanyaku agak tidak percaya.
“Tentu saja nenek
benar. Ah, nenek rasa ayahmu mungkin pergi juga ke hutan Frodo saat akan ke
luar kota.”
“Apa
jangan-jangan ayah di culik Devan si peri jahat itu?”
“Entahlah, nenek
juga tidak tahu. Semoga saja tidak.”
Aku membayangkan
seperti apa sosok Devan si peri jahat itu. Apakah peri-peri itu benar ada?
“Milo! ayo cepat
tidur! Besok kamu harus mengambil kayu bakar dan memberi makan domba-domba.”
Suara ibu terdengar jelas memecahkan
lamunanku.
Ah ibu, aku kan
belum selesai mendengar cerita nenek.
“Iya, bu. Aku
tidur sekarang. Nek, besok lanjutkan ceritanya lagi, ya!”
“Iya, nak. Besok
nenek akan cerita lagi. Sekarang kamu tidur, ya.” Kata nenek sambil tersenyum.
Aku pergi ke
kamar mandi untuk menggosok gigi, membasuh wajah,tangan dan kaki. Setelah itu
aku melompat ke kasur, bersiap untuk tidur. Aku menarik selimut, menutupi
badanku sampai leher.
Apa cerita nenek itu benar? Apa
benar Devan dan Angelo itu ada? Apa Devan benar-benar menculik ayah?
Ah! Aku pusing.
Terlalu banyak pertanyaan di kepalaku saat ini. Tapi aku harus mencari tahu
kebenaran cerita nenek. Aku penasaran apakah cerita nenek itu benar. Jika benar,
rasanya aku ingin pergi ke hutan Frodo mencari ayah.
Sebelum
benar-benar memejamkan mata, aku bisa melihat bulan mengintip di balik jendela.
Selamat tidur Ayah, selamat tidur Ibu, selamat tidur Nenek.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan beri komentar ^_^